close

NC, Kebudayaan - Memasuki usia ke-7 tahun, sejak berdirinya pada tahun 2010, Griye Seni menggelar syukuran (30/11/17), acara syukuran bertempat di Geriye seni mamae dilingkung Jerang Barat Kelurahan Karang Asem Kecamat Cibeber.

Dalam acara tersebut hadir penasehat geriye seni Mameu Yai Uyat, Nawawi Sahim, yang dalam kesempatan tersebut Nawawi mengatakan Geriye seni Mameu Yai  Uyat yang telah memasuki usia ke-7 dan selalu fokus dalam pelestarian buaya kota Cilegon, dalam waktu dekat akan menggelar Seresehan budaya.

"Geriye Seni Mameu Yai Uyat merupakan tempat berkumpulnya seniman dan kebudayaan kota Cilegon , untuk itu saya selaku penasehat geriye seni akan mengagendakan Seresehan budaya," katanya

Lebih lanjut, Nawawi mengaku menyambut baik diberlakukannya baik diberlakukannya Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 57 Tahun 2017 Pasal 13 Tentang Penggunaan, Pemeliharaan, Pengembangan Bahasa dan Sastra Jawa Cilegon.

"Saya mendukung pengembangan dan pemeliharaan, bahasa daerah oleh pemerintah kota Cilegon, melalui Perwal, karna saat ini bahasa daerah kota Cilegon (Bebasan_red) sudah mulai dilupakan terutama generasi muda," akunya.

Meski demikian, Nawawi menilai pemberlakuan Perwal tersebut dianggap terlalu cepat, pemerintah seharusnya terlebih dahulu meluruskan Perwal tersebut, agar ke-depan penggunaan bahasa tersebut tetap jalan.

"Sebelum Perwal tersebut diberlakukan terlebih dahulu pemerintah melakukan sosialisasi, sehingga penggunaan bahasa daerah dapat diterapkan dengan baik," jelasnya

Untuk itu, Nawawi meminta perlunya untuk duduk bersama, antara budayawan dengan pemerintah kota Cilegon, mengenai detail dan dasar tentang bahasa baku atau standar dalam penggunaan Bebasan, Agar kedepan tidak muncul keriuhan dan dalam hal ini Griye Seni perlu meluruskan semuanya lewat agenda atau kegiatan sarasehan budaya.

"Hal ini tentunya bukanlah hal yang mudah, karena diperlukan adanya satu persepsi baik antara budayawan, pemerintah dan kalangan lainnya untuk sama-sama duduk dalam satu persepsi. 

Sementara itu Sekretaris Jendral Griye Seni Mameu Yai Uyat, Hamami Ham mengatakan, agenda untuk menyamakan persepsi dan menentukan kata baku dalam penggunaan Bebasan sangatlah penting agar kedepan tidak muncul kerancuan dan juga perbedaan mengenai kata baku dikalangan pengguna Bebasan.

"Hal ini dikarenakan belum ada yang merumuskan mengenai bahasa baku dalam penggunaan Bebasan. Seperti contoh di Purwakarta dan Cibeber atau kecamatan lain yang ada di Cilegon, ada kata yang pengucapannya sama tapi memiliki arti dan makna yang berbeda begitupun sebaliknya," ungkapnya. (Dd)

Post a Comment

 
Top